Rabu, 06 November 2013

Namanya juga Remaja :) Faham kan?

Sekolah Menegah Atas. Menurut banyak orang sih ini jaman yang enak-enaknya buat hidup. Kehidupan remaja yang seringkali dikaitkan dengan kebebasan. Kebebasan yang tanpa adanya ikatan peraturan yang membuat gerak remaja semakin sulit. Apakah iya hal seperti inilah yang terjadi di masyarakat sekarang? Dimana yang namanya remaja bebas ngapain aja sesuka hatinya?

Menurutku sih yang seperti itu enggak salah juga. Asalkan masih ada norma yang mereka terapkan. Kalaupun toh  mereka melenceng aku yakin bahwa mereka bakal kembali ke jalan lurus. Namanya juga remaja. Jangan anggap bahwa yang namanya remaja sama anak-anak itu beda jauh. Ibaratkan remaja itu sebuah cabang pohon. Dia bukan ranting tapi dia juga bukan batang. Permasalahannya adalah kenapa remaja itu sering dikaitkannya dengan hal yang negatif? Apa selamanya yang namanya remaja seperti itu?

Pendapat yang salah. Salah besar. Pendapat bodoh. Apalagi kalau ada orang yang merasa dirinya itu udah dewasa bilang gini "Masih kecil aja kok udah berani tingkah yang jelek". Terus pertanyaanku, apa bedanya anak kecil, remaja, sama orang dewasa kalau sama-sama berbuat yang jelek? Apa kalau anak kecil berbuat jelek itu salah? Terus kalau orang dewasa berbuat jelek udah enggak salah gitu? Pendapat macam apa itu? Persetan banget sama pendapat orang yang bilang kalau anak kecil aja udah berani berbuat jelek. Otaknya dipake dong.
Remaja itu enggak sepenuhnya salah. Kami nakal? Iya. Tapi remaja yang nakal itu bukan remaja yang kriminalis. Kami masih berpendidikan. Bukan seperti orang lain diluar sana yang hanya lulusan SD dan berani berkata bahwa anak itu seperti diberi sebuah kandang untuk hidup dan hanya boleh melakukan apa kata orang yang lebih tua. Kami memang nakal. Tapi itu manusiawi. Kenakalan kami pun masih berpendidikan. Kami sering berbicara kasar kepada siapapun. Namun bukan berarti kami kurangajar. Kami hanya ingin suara kecil kami didengarkan dan dipahami untuk selanjutnya diberi respon. Terus kenapa kita sering bersuara tinggi? Jangan salahkan kami lagi. Kami hanya lelah karena kami hanya bisa berbicara saja dan meminta pada orang yang lebih tua namun kami tidak pernah direspon. Bukan berarti kami terlalu banyak meminta. Tapi sadarlah, kami remaja. Kami lanjutan dari anak-anak. Kami masih berusaha menuju dewasa. Kami sering merengek minta ini itu, nggak masalah kok. Toh lama-lama juga hilang kan? Lantas kenapa orang yang dewasa sering marah? Lagian mereka kan juga pernah ngrasain remaja kan? Kami masih berusaha buat menghilangkan kebiasaan kami yang kekanak-kanakan. Tolonglah paham tentang kami.


Kami hanya minta untuk dipahami :))
Mohon maaf juga jika ada kalimat yang mungkin kurang tepat:))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar